Minggu, 14 Desember 2008

Are You Ready to Work?

Tinggal dalam hitungan hari lagi aku akan menghadapi sidang ujian sarjana dan aku harus mempersiapkan diri sebaik mungkin. Alhamdulillah, draft skripsiku sudah mendapat acc dari kedua dosen pembimbing dan tinggal mengajukan diri untuk daftar sidang. Namun, proses pendaftaran sidang terasa begitu rumit. Mulai dari mengumpulkan syarat-syarat, meminta tanda tangan, dan harus menghubungi pihak-pihak tertentu untuk mengkonfirmasi ini dan itu. Sampai saat ini semua syarat belum aku lengkapi. Mudah-mudahan hari senin besok aku sudah fix terdaftar untuk mengikuti sidang.

Sementara itu, sekitar semnggu yang lalu, aku mendapat tawaran dari kang Asep Firman, seniorku, yang saat ini aktif sebagai pengajar di SMA Al Azhar Kelapa Gading untuk menjadi pengajar bahasa Inggris di sana. Aku diminta untuk menggantikan sementara posisi guru yang sedang mengambil cuti selama dua bulan terhitung mulai awal bulan depan. Dari segi prestige, tentu ini tawaran yang menggiurkan. Namun, aku masih mempertimbangkannya karena beberapa alasan.

Pertama, walaupun aku akan mengikuti sidang pada bulan ini, namun bukan berarti aku pasti lulus bulan ini. Bisa saja aku gagal dan harus mengikuti sidang gelombang berikutnya.

Kedua, aku masih nyaman mengajar di tempatku sekarang (IEC), terlebih aku memegang kelas baru yang kini sudah mulai enjoy. Aku masih betah melihat anak-anak baru yang sedang semangat-semangatnya belajar dan terasa berat meninggalkan mereka begitu saja.

Ketiga, aku merasa masih belum siap terjun ke Jakarta mendengar kehidupan disana begitu keras sehingga sedikit mematahkan semangatku untuk berangkat kesana.

Keempat, masih ada beberapa aktivitas lain yang telah aku rencanakan untuk dua-tiga bulan ke depan di Jatinangor. Diantaranya adalah menyelesaikan muqowwimat, halqoh, mengisi halqoh, mempelajari aikido, fitness, dll.

Sempat aku diskusikan masalahku ini dengan orang tuaku, beberapa kakak dan temanku dan mereka menanggapinya dengan positif. Mereka mendukungku penuh untuk mengambil kesempatan dan pengalaman yang cukup langka ini. Memang betul, tawaran kerja untuk sorang fresh graduate langsung setelah lulus dengan pekerjaan yang cukup bonafid memang jarang terjadi.

Aku jadi teringat beberapa ungkapan yang pernah aku dengar dan aku simpan dengan baik dalam memoriku karena aku anggap sangat berharga untuk kehidupanku di masa yang akan datang. Diantaranya adalah ”get out of the comfort zone” yang sering diucapkan oleh para motivator dan pengusaha sukses dalam berbagai seminar. Aku merasa ungkapan ini tepat dengan kondisiku saat ini. Di saat aku nyaman dengan kehidupanku sekarang yang santai, enjoy, banyak waktu luang, tidak banyak tekanan, tidak banyak persaingan, tidak banyak target, tidak banyak biaya, dll., justru yang harus kulakukan adalah keluar dari zona kenyamanan ini dan mencoba sesuatu yang baru untuk maju dan berkembang. Hidup terus menerus dalam zona kenyamanan akan menyebabkan kita stagnan, monoton, tidak berkembang, dan tidak memanfaatkan potensi lain yang ada di dalam diri kita dan kesempatan yang terbuka lebar di luar sana. Banyak sekali kulihat orang yang ”pasrah” pada keadaan dan nyaman dengan kondisi tersebut berpuluh-puluh tahun lamanya tanpa kemajuan yang signifikan. Aku menyadari bahwa semua orang, termasuk diriku, memiliki potensi yang sama untuk maju. Yang membedakan hanyalah semangat, keinginan, hasrat, keseriusan, keteguhan, dan keyakinan untuk berubah menjadi lebih baik.

Ungkapan atau pesan lain yang memotivasiku kudengar dari Uwa-ku ketika aku mondok semasa SMA dulu. Beliau mengatakan bahwa tempat-tempat yang ada di dunia ini hanyalah persinggahan. Kita akan datang ketempat tersebut, berada di dalamnya selama kurun waktu tertentu, dan akhirnya meninggalkannya. Dan begitulah seterusnya. Apabila kita tidak mempunyai tujuan dan target yang ingin kita raih, maka bisa saja kita salah memilih tempat atau keberadaan kita di tempat tersebut sia-sia karena tidak dapat mengambil ”sesuatu” darinya.

Memang seperti itulah kehidupan. Everything changes and the only thing that dosen’t change is the change itself. Semuanya pasti berubah, berputar, dan setiap orang berganti peran dari waktu ke waktu, masa ke masa, dan zaman ke zaman di dunia ini. Apakah kita akan jadi pemeran utama yang sukses ataukah hanya jadi pemeran pembantu yang ada atau tidak adanya tidak mengubah cerita.

Aku berdoa kepada Allah untuk menunjukkan jalan yang terbaik bagiku. Aku yakin dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya. Apapun yang jadi keputusanku nanti aku yakin itu yang terbaik untukku dan yang aku harapkan adalah mendapat ridha dari-Nya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar